Pisang Jadi Makanan Cadangan Atlet

 
BUAH-BUAHAN  sperti pisang, bernilai ekonomi tinggi bagi kebutuhan pangan manusia. Semakin tinggi nilai itu bila pola diet untuk kesehatan tubuh semakin menjadi kebutuhan. Sebelum tertarik membudidayakan pisang, sebaiknya tahu dulu kelompok dan 'seribu satu' manfaat buah ini.
    Menurut informasi di situs wikipedia dan sumber  lainnya, berdasarkan cara mengkonsumsi buahnya, pisang digolongkan menjadi dessert banana (pisang meja) dan plantain or cooking banana (pisang olah).
    Pisang meja seperti pisang ambon, susu, seribu, raja dan sunripe dimakan segar seteah buah matang. Pisang olahan seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk dan uli, dikonsumsi setelah digoreng, direbu, dibakar, atau dikolak. Buah pisang pun diolah menjadi berbagai masakan olahan, seperti sale, kue, serta menjadi arak di Amerika Latin.
    Pisang memiliki kandungan gizi sangat baik dan memberi kontribusi gizi lebih tinggi dibanding buah apel. Kandungan energinya pun lebih tinggi dibandingkan buah-buahan lainnya.
    Pisang kaya mineral, seperti kalium, magnesium, fosfor, besi dann kalsium. Mineral pisang ini khususnya besi, hampir seluruhnya dapat diserap tubuh dibanding makanan nabati lain. Pisang juga mengandung provitamin A, yakni betakaroten, serta vitamin C, B kompleks, B6 dan serotoninyang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
    Buah pisang ini juga dapat menyediakan cadangan energi dengan cepat bila dibutukan. Termasuk ketika otak mengalami keletihan. Karbohidrat pisang menyediakanenergi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Sebab itu banyak atlet mengkonsumsi pisang saat jeda atau istirahat sebagai cadangan energi. Kandungan protein dan lemak dalam pisang memang sangat rendah, yakni hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Dengan demikian kalo memang hobi makan pisang tak perlu takut kegemukan walau mengkonsumsi dalam jumlah banyak.

  Sumber KR Jogja....

0 comments:

Post a Comment